Tanpa diragukan lagi revolusi mendunia Imam Mahdi as tidak hanya akan memiliki dimensi politik, militer dan sosial sederhana saja, akan tetapi menurut riwayat-riwayat dimensi paling urgen adalah dinamika-dinamika kultural yang akan terjadi pada kedalaman individu dan masyarakat. Pada masa itu manusia-manusia yang memiliki motifasi dan semangat di hati mengalami perubahan dari dalam dan pandangan-pandangan material akan berubah menjadi spiritual dan ruhani. Pandangan-pandangan dangkal orang-orang akan digantikan oleh pandangan jauh dan pemikiran mendalam insani dan karena efek revolusi intern manusia-manusia dan reformasi nyata akan terbentuk madinah fadhilah. Masyarakat dunia akan mencapai gradasi kultural dan keyakinan sedemikian rupa sehingga komunikasi sahih insani yang untuk perwujudannya para nabi, wali dan orang-orang saleh telah berusaha keras, akan mencapai klimaknya.
Pada kesempatan ini kita akan mengamati sebagian hasil masa dzuhur dalam bagian-bagian kultural, undang-undang, pengajaran dan pendidikan dengan memperhatikan riwayat-riwayat.
Penyebaran Ilmu Dan Pengetahuan
Masa pemerintahan Imam Zaman as adalah suatu masa perkembangan potensi-potensi dan berbagai ilmu pengetahuan dan masa penyebaran dan klimak ilmu-ilmu dan akal manusia dalam sepanjang sejarah. Ilmu-ilmu dan pengetahuan-pengetahuan yang selama bertahun-tahun dan berabad-abad masih tersimpan di balik tirai akan tampak dan perbatasan pengetahuan dan pembelajaran akan menyebar hingga sampai ke balik tirai rumah-rumah dan kedalaman wujud perorang. Dengan kemunculan penyelamat dunia manusia, sebagaimana kezaliman dan kesewenang-wenangan digantikan dengan keadilan dan pemerataan dan ketidakteraturan sosial menjadi keteraturan, kebodohan dan ketidaktahuan digantikan dengan ilmu dan pengetahuan dan dunia akan memancarkan cahaya dari cahaya wujud Imam Mahdi as.
Imam Shadiq as berkenaan dengan hal ini memeparkan beberapa poin yang layak untuk diperhatikan dan mengklasifikasikan seluruh ilmu pengetahuan menjadi 27 huruf:
“Ilmu dan pengetahuan adalah 27 huruf. Segala hal yang dibawa oleh para nabi Ilahi untuk umat manusia tidak lebih dari 2 huruf dan umat manusia hingga saat ini tidak mengenal selain 2 huruf tersebut. Akan tetapi ketika Qaim kita (Imam Mahdi as) bangkit akan menampakkan 25 huruf yang lain dan menyebarkannya di tengah-tengah umat manusia serta menggabungkan 2 huruf lagi dengannya sehingga tersebar 27 huruf”.
(Muntakhab Al-Anwar Al-Mudhiah, hal. 201, Pasal Ke-Dua Belas, Ali Neili Najafi, Percetakan Khayam, Qom, 1401; Al-Kharaij Wa Al-Jaraih, Quthbuddin Rawandi, jilid 2, hal. 841, Muassasah Imam Mahdi as, Qom, 1409.)
Hadis ini dengan jelas menunjukkan lompatan luar biasa pada masa revolusi Mahdi as dalam bidang keilmuan dan memberikan reportasi tentang keberadaan sistem pendidikan terkuat dan program pendidikan tertinggi pada masa itu. Berdasarkan ucapan berharga ini, dinamika dan kemajuan keilmuan manusia pada masa itu mencapai beberapa kali lipat dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.
Imam Baqir as juga berkenaan dengan dinamika kelimuan ini memberitahukan demikian:
“تؤتون الحکمة فی زمانه”
“Kalian akan dianugerahi hikmah pada masanya”. (Al-Ghaibah An-Nu’mani, hal. 238.) Pada masa pemerintahan Imam Mahdi as hikmah dan pengetahuan akan diajarkan kepada seluruh umat manusia.
Pengajaran Al-Qur’an Pada Masa Dzuhur
Hibeh ‘Arany berkata: Imam Ali as berkenaan dengan pengajaran sahih dan pendidikan al-Qur’an untuk semua orang pada masa dzuhur berkata:
“کأنی أنظر الی شیعتنا بمسجد الکوفة و قد ضربوا الفساطیط یعلّمون الناس القرآن کما اُنزل”
“[Pada masa itu] Seolah-olah aku sedang melihat Syi’ah kami di masjid Kufah sementara mereka mendirikan tenda-tenda dan mengajarkan al-Qur’an kepada umat manusia sebagaimana diturunkan”. (Mustadrak Al-Wasail, jilid 3, hal. 369.)
Kematangan Pemikiran Dan Pengetahuan Manusia
Imam Baqir as dalam sebuah hadis lain menyinggung kematangan dan kesempurnaan akal manusia dan pengembangan cakrawala pemikiran-pemikiran mereka dan beliau menyatakan:
“اذا قام قائمنا وضع الله یده علی رؤوس العباد فجمع بها عقولهم و کملت به احلامهم”
“Bila Qaim kita telah bangkit maka Allah swt akan meletakkan tangan-Nya di atas kepala-kepala para hamba dan mengumpulkan akal mereka maka sempurnalah pemikiran mereka”. (Al-Kafi, jilid 1, hal. 25; Kitab Al-‘Aql Wa Al-Jahl, hadis ke-10.)
Dengan demikian, pemikiran dan ide umat manusia akan berkembang dan pengetahuan mereka akan mencapai kesempurnaan di bawah bayangan tuntunan, petunjuk dan ajaran-ajaran Imam Mahdi as.
Revolusi Akhlaki Dan Keamanan Sosial
Karena efek revolusi dunia Imam Mahdi as, pengajaran dan pendidikan universal maka revolusi akhlaki pun terwujud dalam diri manusia dan otomatis berlangsung keamanan dan kemakmuran di atas permukaan bumi. Amirul Mukminin Ali as bersabda:
“Pada masa dzuhur ketika Qaim kita bangkit, langit menurunkan tetesan-tetesan hujan rahmatnya ke atas muka bumi, bumi menumbuhkan tanam-tanaman, kedengkian danpermusuhan sirna dari hati manusia dan binatang-binatang ternak dan buas saling berdamai di sisi masing-masing. (Dengan memperhatikan kalimat sebelumnya mungkin hal ini merupakan kiasan dari kehancuran karakter buas di tengah-tengah manusia); sebagaimana bila seorang wanita berjalan kaki dari Iraq ke Damaskus –sementara itu dalam jarak tersebut kedua kakinya akan dipijakkan di atas rerumputan dan hijau-hijauan (artinya semua tempat akan menjadi subur dan hijau)- dan membawa perhiasannya, maka tidak ada suatu bahaya pun dari pihak binatang buas yang akan mengancamnya dan tidak akan ada ketakutan untuknya”. (Al-Khishal, jilid 2, hal. 626; Bihar Al-Anwar, jilid 10, hal. 104.)
Penguatan Kepercayaan Umum
Dengan tingginya tingkat kebudayaan, umat manusia pada masa itu memperlajari sifat-sifat akhlaki dan mengamalkan sedemikian rupa dalam diri mereka sehingga kepercayaan terhadap sesama mencapai tingkat tertingginya; sampai-sampai mereka menganggap orang lain sebagai tempat rahasia dan teman karibnya. Imam Baqir as menggambarkan kedekatan dan kepercayaan umum pada masa itu sebagai berikut:
“أتی الرجل الی کیس اخیه فیأخذ حاجته فلا یمنعه”
“[Pada masa itu] Seseorang mendatangi kantong saudaranya dan mengambil untuk kepentingannya sementara ia tidak melarangnya”. (Wasail Asy-Syi’ah, jilid 5, hal. 121.)
Pendidikan Praktis Nilai-nilai
Imam Ali as dalam khutbah Malahim (seputar peristiwa yang akan datang) menuturkan:
“يعطف الهوى على الهدى إذا عطفوا الهدى على الهوى و يعطف الرأي على القرآن إذا عطفوا القرآن على الرأي... يأخذ الوالي من غيرها عمالها على مساوي أعمالها... فيريكم كيف عدل السيرة و يحيي ميت الكتاب و السنة”
“[Ketika Mahdi as muncul] Ia [Mahdi as] hendak memalingkan hawa nafsunya ke (jalan) petunjuk, sementara orang hendak memalingkan petunjuk kepada hawa nafsu, dan ia hendak memalingkan pandangan mereka ke arah Al-Qur'an, sementara orang hendak memalingkan Al-Qur'an kepada pendapat mereka… Orang yang berkuasa, bukan dari kerumunan ini, akan menegur orang-orang yang dahulu ditetapkan karena perbuatan buruk mereka… la akan menunjukkan kepada Anda jalan perilaku yang adil dan menghidupkan lagi Al-Qur'an dan sunah yang telah menjadi tak bernyawa (di kalangan manusia)”. (Nahjul Balaghah, Khutbah ke-138 (Khutbah Al-Malahim [seputar peristiwa yang akan datang])
Pada hakekatnya Imam Mahdi as akan mengajarkan kepada manusia segala sesuatu dengan amal beliau.
Klimak Gradasi Pengajaran Dan Pendidikan
Pada masa itu pendidikan dan pengajaran mencapai klimak tingkat kesempurnaannya dan seluruh target para nabi dan wali akan dimanfaatkan untuk pengajaran manusia. Tingkat pengetahuan manusia sampai pada suatu derajat kematangan dan kesempurnaan sehingga seluruh anggota keluarga akan memilikinya. Pengetahuan keislaman, pengajaran ahkam dan permasalahan-permasalahan keagamaan menyebar di seluruh tempat; sehingga para ibu rumah tangga dengan mudah dapat mempelajari taklif-taklif mereka sendiri dari Kitabullah dan sunnah Nabi saw. Imam Baqir as dalam hal ini bersabda:
“تؤتون الحکمة فی زمانه حتی إن المرأة لَتقضی فی بیتها بکتاب الله تعالی و سنة رسول الله "”
“Kalian akan diberikan hikmah pada masanya sehingga seorang wanita [ibu rumah tangga] pun akan menghukumi di rumahnya dengan Kitabullah dan sunnah Rasulullah saw”. (Al-Ghaibah An-Nu’mani, hal. 238; Bihar Al-Anwar, jilid 52, hal. 352.)
Pengajar Paling Berilmu
Imam Mahdi muntazar as (yang dinantikan) yang adalah orang paling mengetahui akan ilmu-ilmu yang dibutuhkan oleh manusia, akan mengajarkan kepada manusia segala hal yang beliau anggap baik dan bermaslahat yang di antaranya adalah al-Qur’an dan ilmu-ilmu Rasulullah saw. Imam kelima Baqir as berkata kepada Jabir Ja’fy:
“إن العلم بکتاب الله عزّ و جلّ و سنة نبیّه " ینبُت فی قلب مهدینا کما ینبت الزرع عن احسن نباته فمن بقی منکم حتی یلقاه فلیقل حین یراه "السلام علیکم یا اهل بیت الرحمة و النبوة و معدن العلم و موضع الرسالة"”
“Sesungguhnya ilmu akan Kitabullah swt dan sunnah Nabi-Nya saw akan tumbuk di hati Mahdi kita as sebagaimana tanaman tumbuh dari tumbuhan terbaiknya, maka barangsiapa di antara kalian yang masih hidup [pada masa itu] sehingga menemuinya maka hendaklah mengatakan: “Salam sejahtera kepadamu wahai ahlu bait rahmah dan kenabian, tambang ilmu dan tempat turunnya risalah””. (Kamal Ad-Din, jilid 2, hal. 653; Bihar Al-Anwar, jilid 51, hal. 36.)
Pengajaran Via Amal
Metode paling berguna dalam pengajaran dan pendidikan manusia adalah pengamalan pendidik akan ucapan-ucapannya sendiri. Pada dasarnya rahasia keberhasiolan para nabi as dan imam-imam maksum as dalam hal tabligh dan dakwah agama adalah metode perilaku mereka. Perilaku dan gerakan-gerakan Imam Mahdi as juga pada masa itu yang akan terlihat di hadapan semua orang, menjadi pendidikan dan pengajaran praktis pengetahuan-pengetahuan al-Qur’an dan Ahlul Bait as paling tinggi; karena wujud Imam Mahdi as merupakan jelmaan seratus persen dari program-program dan aturan-aturan Ilahi. Imam Ridha as berkenaan dengan keistimewaan-keistimewaan Imam Mahdi as berkata:
“Imam Mahdi as adalah manusia paling alim, hakim, takwa, hali, pemberani dan pemurah. Dia lebih berhak atas umat manusia dari diri mereka sendiri, lebih pengasih dan penyayang dari ayah dan ibu mereka dan lebih bertawadhu’ di hadapan Allah swt dari semua orang. Dia mengamalkan hal-hal yang diinstruksikan kepada manusia lebih banyak dari orang lain, dan menjauhi hal-hal yang dicegah untuk mereka lebih dari semua orang”. (Man La Yahdhuruhu Al-Faqih, jilid 4, hal. 419.)
Penyebaran Ilmu Pertanian
Ilmu pertanian selalu dibutuhkan manusia pada setiap masa. Berdasarkan ucapan para imam maksum as, manusia pada masa dzuhur akan mengenal ilmu ini sedemikian rupa sehingga belum pernah terjadi kemajuan seperti demikian pada suatu masa sekalipun di dunia dan mereka akan menuai hasil dari tanah-tanah pertanian mereka 700 kali lipat dari masa-masa sebelumnya; berkenaan dengan hal ini Nabi saw bersabda:
“تتنعم امتی فی زمانه تنعما لم یتنعم مثله قط البر منهم و الفاجر یرسل السماء علیهم مدرارا و لا تحبس الارض شیئا من نباتها”
“Umatku pada masanya [masa zduhur Imam Mahdi as] merasakan kenikmatan-kenikmatan Ilahi yang belum pernah dirasakan oleh manusia yang baik dan jahat sepertinya, langit mencurahkan hujan yang lebat atas mereka dan bumi tidak menahan sedikit pun dari tumbuh-tumbuhannya [bumi menumbuhkan segala macam tumbuh-tumbuhan dan seluruh tempat menjadi kehijauan, subur dan makmur]”. (Bihar Al-Anwar, jilid 36, hal. 369, bab ke-41, Nushush Ar-Rasul.)
Imam Shadiq as memberikan berita gembira pula kepada Ali bin ‘Uqbah:
“Ketika Qaim bangkit, dia mengendalikan pemerintahan berdasarkan keadilan, kezaliman dan kesewenang-wenangan pada masa itu akan terlipat, jalan-jalan menjadi aman dalam nauangan wujudnya, bumi mengeluarkan berkah-berkahnya, setiap hak akan sampai kepada pemiliknya dan akan menghukumi dan mengadili di tengah-tengah masyarakat seperti nabi Daud as dan Nabi Muhammad saw. Pada masa itu bumi akan menampakkan simpanan-simpanan (harta karun)nya dan mengeluarkan berkah-berkahnya dan seseorang tidak akan menemukan tempat untuk berinfak, bershadaqah dan memberikan bantuan harta benda; karena seluruh orang mukmin akan menjadi kaya dan serba kecukupan...”. (A’lam Al-Wara, hal. 462.)
Keluarnya berkah-berkah dan simpanan-simpanan bumi menunjukkan bahwa pertanian mencapai klimaknya dan juga seluruh sumber bawah tanah akan tersingkap dan dimanfaatkan. Pendapatan perkapita penduduk sedemikian tinggi sehingga seorang faqir pun tidak ditemukan dalam setiap masyarakat dan semua orang sampai pada batas kecukupan dan mandiri. Imam Ali as juga bersabda:
“یزرع الانسان مدا، یخرج له سبعمأة مد کما قال الله تعالی: (كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنابِلَ في كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَ اللَّهُ يُضاعِفُ لِمَنْ يَشاء)”
“[Pada masa Imam Mahdi as] Seseorang menanam satu mud bibit, keluar untuknya 700 mud sebagaimana Allah swt berfirman: (Serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki”. (Imam Mehdy as Az Viladat Ta Zuhur (Imam Mahdi as Dari Lahir Hingga Muncul), hal 751.)
Perluasan Kesehatan Dan Keselamatan
Di antara berkah negara Mahdawi as adalah kemajuan ilmu kedokteran dan pembelajaran permasalahan-permasalahan kesehatan dan keselamatan pada tingkatan umum. Imam Baqir as menjelaskan raihan agung insani pada masa dzuhur sebagai berikut:
“من ادرک قائم اهل بیتی من ذی عاهة برأ و من ذی ضعف قَویَ”
“Barangsiapa yang menjangkau Qaim Ahlu Baitku bila ia sakut akan sembuh dan bila ia lemah akan menjadi kuat”. (Al-Kharaij Wa Al-Jaraih, jilid 2, hal. 839; Bihar Al-Anwar, jilid 52, hal. 335.)
Pengajaran Metode-metode Hidup Lebih Baik
Karena efek pengajaran metode-metode baru kehidupan, maka setiap orang dengan mudah akan dapat mengatur kehidupannya sendiri dan tidak akan memandang pendapatan orang lain dengan pandangan membutuhkan. Demikian juga dalam negara mulia Imam Mahdi as sarana-sarana dunia akan terbagi secara merata di antara semua orang dan dengan demikian tidak akan ada lagi orang yang membutuhkan. Informasi sahih dan adil, pengajaran metode-metode yang dibutuhkan dan pembagian sarana-sarana umum menyediakan lapangan kenyamanan dan kesejahteraan kehidupan. Imam Baqir as bersabda:
“Imam Mahdi as membagi-bagikan sarana-sarana umum dan harta baitul mal di antara manusia secara merata sehingga tidak terdapat lagi orang yang membutuhkan untuk diberikan zakat. Para pemilik zakat (orang-orang yang wajib membayar zakat) membawa zakat mereka kepada orang-orang Syi’ah yang membutuhkan dan mereka tidak menerimanya. Orang-orang kaya memohon dan menanti di sekitar rumah mereka, akan tetapi mereka tidak keluar dari rumah dan mengatakan: “Kita tidak lagi membutuhkan dirham-dirham kalian””. (Bihar Al-Anwar, jilid 52, hal. 390.)
Revormasi Kultural Sosial
Pengajaran cara-cara yang benar dan metode-metode Ilahi, perubahan kultur-kultur penentang nilai dan rehabilitasi adat dan kebiasaan yang salah dalam masyarakat, di antara hasil-hasil zhuhur Imam Mahdi as. Pada hakekatnya masa kepermanenan pemerintahan Mahdawi as akan disertai dengan sebuah revolusi kultural dan revormasi sosial yang nyata. Imam Baqir as berkaitan dengan hal ini bersabda:
“إذا قام القائم # سار إلى الكوفة و هدم بها أربعة مساجد و لم يبق مسجد على وجه الارض له شرف إلا هدمها و جعلها جمّاء و وسع الطريق الاعظم و كسر كل جناح خارج في الطريق و أبطل الكنف و الميازيب إلى الطرقات فلا يترك بدعة إلا أزالها و لا سنة إلا أقامها”
“Bila Qaim bangkit dia berjalan ke Kufah dan menghancurkan empat masjid [yang dibangun dengan motifasi-motifasi selain Allah swt dan menjadi central pengajaran-pengajaran kebatilan] sehingga tidak tersisa satu masjid [demikian] pun di muka bumi yang memiliki menara-menara kecuali beliau menghancurkannya dan menjadikannya tidak bermenara, meluaskan jalan yang lebih lebar, menghancurkan segala sesuatu yang menghalangi di jalan dan menutup jendela-jendela rumah yang terbuka ke arah jalan sehingga beliau tidak meninggalkan suatu bid’ah pun kecuali beliau lenyapkan dan sebuah sunnah pun kecuali beliau tegakkan”. (Wasail Asy-Syi’ah, jilid 25, hal. 436.) [www.al-shia.org]
Diterjemahkan oleh Imam Ghozali dari majalah “Farhang-ge Kausar” (The Kultur Of Kosar), Tahun ke-11, Edisi Musim Panas 1387 HS, volume. 74.
Abdul Karim Pok Niya
http://www.al-shia.org/html/id/003.htm
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar