Berkah adalah sesuatu yang tumbuh dan bertambah, sedangkan tabarruk adalah do’a seorang manusia atau selainnya untuk memohon berkah.
Allah SWT menjadikan berkah hanya bagi hamba-hamba Nya yang beriman, bertaqwa dan shaleh. Firman Allah dalam surat Al-A’raaf ayang 96 yang artinya “Jikalau sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi…”
Beberapa sebab dicabutnya Berkah :
1. Tidak adanya Taqwa dan Tidak takut kepada Allah SWT.
Jika anda tidak bertaqwa dan tidak takut kepada Allah SWT, maka tidak ada kebaikan dan berkah di dalam kehidupan anda, Anda tidaklah dinamakan sebagai orang yang benar-benar beriman.
2. Tidak Ikhlas dalam beramal.
Allah SWT tidak memberikan berkah-Nya untukmu bila engkau tidak menyiramkan air keikhlasan terhadap amal perbuatanmu.
3. Tidak menyebut nama Allah SWT dalam setiap perbuatan dan tidak melakukan Dzikir serta Ibadah kepada-Nya.
Setiap perbuatan yang tidak diawali dengan Bismillah, maka perbuatan itu terputus untuk memperoleh kebaikan dan berkah, bahkan perbuatan anda tersebut akan disertai syetan. Segala sesuatu yang berhubungan dan disertai syetan, maka berkahnya terhapus.
4. Memakan barang yang haram dan yang dihasilkan dari perbuatan haram.
Allah SWT tidak akan memberkahi harta yang engkau dapatkan dari jalan yang haram, karena itulah yang akan menyebabkanmu harus menerima azab dan siksa Allah.
5. Tidak berbakti kepada kedua orang tua dan menyia-nyiakan hak anak. Tidak ada kebaikan dan keberkahan dalam kehidupanmu jika engkau tidak berbakti kepada orang yang menyebabkan keberadaanmu di dalam kehidupan ini, yang lelah terjaga saat malam karenamu ; agar engkau menjadi manusia yang shaleh.
6. Memutus tali silaturahmi dan hubungan kekerabatan.
Allah SWT tidak akan memberkati harta, tempat tinggal, umur dan anakmu jika engkau tidak menjalin hubungan silaturahmi dengan kaum kerabat dan saudara kandungmu.
7. Sikap Bakhil dan tidak mau berinfak.
Allah SWT tidak akan memberkahi harta yang hanya disimpan oleh pemiliknya dan enggan untuk menginfakkannya, karena perbuatan tersebut adalah perbuatan bakhil yang sangat tercela dan dibenci.
8. Tidak bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya.
Tidak ada kebaikan dan keberkahan dalam setiap hidup, jika seseorang dalam setiap aktifitasnya hanya bersandar pada usahanya saja tanpa menyandarkan dirinya pada Allah.
9. Tidak Ridha terhadap apa yang diberikan Allah dan tidak pernah merasa puas ( tidak qana’ah)
Tidak akan ada kebaikan dan keberkahan dalam kehidupanmu jika engkau tidak ridha terhadap apa-apa yang diberikan Allah kepadamu, dan tidak merasa puas dengan apa yang ada padamu. Ketika itu engkau dalam keadaan terhina disisi Allah.
10. Melakukan perbuatan maksiat dan dosa, serta enggan bertaubat dan beristighfar.
Tidak akan ada kebaikan dan keberkahan pada harta ahli maksiat dan tidak akan ada keberkahan dan pertumbuhan pada harta seorang pendosa. Karena Allah SWT telah menjanjikan kepada ahli maksiat dan pendosa akan kehidupan yang sempit dan sulit.
11. Tidak mendidik anak dengan ajaran agama
Anak kita adalah tumpuan hati kita, pengharum jantung kita, pewangi aroma dunia dan buah kehidupan kita. Siapa saja yang berlaku buruk terhadap anak maka ia telah merugi dan telah melakukan ketidakpatutan. Anak kita adalah madu kehidupan kita.
12. Berbuat kerusakan dan keburukan dimuka bumi
Tidak akan ada kebaikan ataupun keberkahan dalam kehidupan orang-orang yang melakukan kerusakan di muka bumi ini. Karena mereka berhak mendapatkan laknat dari Allah.
13. Tidak bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya.
Jika kau tidak mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan-Nya, maka tidak akan ada kebaikan, keberkahan dan kebahagiaan dalam seluruh kehidupanmu. Maka jadilah engkau termasuk orang-orang yang kufur.
14. Pertengkaran dan perselisihan antara suami-istri.
Tidak ada kebaikan dan keberkahan, juga tidak ada kebahagiaan dalam kehidupan seluruhnya jika terdapat percekcokan, pertengkaran dan perselisihan, apapun penyebabnya. Terlebih jika semua itu terjadi diantara pasangan hidup, laki-laki dan perempuan yang diikat oleh perjanjian yang kuat lagi kokoh.
15. Mendoakan kecelakaan bagi diri sendiri, anak-anak dan harta benda.
Tidak ada kebaikan dan keberkahan pada dirimu, anakmu atau harta bendamu jika engkau mendoakannya dengan kecelakaan, karena terkadang Allah mengabulkan doamu pada saat itu, maka terjadilah musibah dan engkau menyesal ketika penyesalan tak berguna lagi.
Jumat, 31 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar