Setiap Qadar yang sampai kepada kita membawa kita memasuki ruang dan waktu. Pada setiap ruang dan waktu yang kita ditempatkan itu ada kewajiban yang perlu kita laksanakan. Ia merupakan amanah yang dipertaruhkan oleh Allah s.w.t kepada kita. Qadar adalah utusan yang mengajak kita memperhatikan perbuatan Allah s.w.t, sifat-sifat-Nya, nama-nama-Nya dan Zat-Nya Yang Maha Suci, Maha Mulia dan Maha Tinggi. Tidak ada satu Qadar, tidak ada satu ruang dan waktu yang padanya tidak terdapat ayat-ayat atau tanda-tanda yang menceritakan tentang Allah s.w.t. Kegagalan untuk melihat kepada ayat-ayat Allah s.w.t itu adalah kerana perhatian hanya tertumpu kepada makhluk dan kejadian yang menjadi sebab musabab yang dibawa oleh Qadar yang menempati sesuatu ruang dan waktu itu. Apabila perhatian tertumpu kepada makhluk dan kejadian maka makhluk dan kejadian itu menjadi hijab antara hamba dengan Allah s.w.t. Hamba akan melihat makhluk dan kejadian mempunyai kesan terhadap sesuatu dan dia lupa kepada kekuasaan Allah s.w.t yang mengawal segala sesuatu itu. Kewajiban si hamba ialah menghapuskan hijab tersebut agar apa jua Qadar, ruang dan waktu yang dia berada di dalamnya, dia tetap melihat kepada ayat-ayat Allah s.w.t. Hatinya tidak putus bergantung kepada Allah s.w.t. Ingatannya tidak luput dari mengingati Allah s.w.t. Mata hatinya tidak lepas dari memperhatikan sesuatu tentang Allah s.w.t. Ingatan dan perasaannya senantiasa bersama Allah s.w.t. Setiap Qadar, ruang dan waktu adalah kesempatan baginya mendekati Allah s.w.t.
Hati kita boleh mengarah kepada dunia atau kepada akhirat ketika menerima kedatangan suatu Qadar. Biasanya tarikan kepada dunia kita anggapkan sebagai halangan sementara tarikan kepada akhirat kita anggap sebagai jalan yang menyampaikan. Sebenarnya kedua-duanya adalah halangan, kerana kedua-duanya adalah alam atau makhluk yang Tuhan ciptakan. Syurga, bidadari, Kursi dan Arasy adalah makhluk yang Tuhan ciptakan. Alam ini kesemuanya adalah gelap gelita, yang meneranginya adalah karena nampaknya Allah s.w.t padanya. Alam adalah cermin yang memperlihatkan cahaya Allah s.w.t yang padanya ada kenyataan Allah s.w.t. Oleh yang demikian walau di dalam Qadar apa sekali pun kita berada, kesempatan untuk melihat Allah s.w.t dan mendekat kepada-Nya tetap ada. Kesempatan ini adalah hak Allah s.w.t terhadap hamba-Nya. Hak ini wajib ditunaikan pada waktu itu juga, tidak boleh ditunda kepada waktu yang lain, karena pada waktu yang lain ada pula hak Allah s.w.t yang lain.
Hamba yang benar-benar menyempurnakan kewajibannya terhadap hak Allah s.w.t ialah yang tidak berkelip mata hatinya memandang kepada Allah s.w.t, tidak kira didudukkan dalam suasana atau Qadar apa sekalipun. Setiap waktu dan ruang yang dimasukinya adalah jembatan yang menghubungkannya dengan Tuhannya.
Jumat, 31 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar