Rangkaian drama paling lucu dan paling tragis sekarang sedang berlangsung di panggung dunia. Global Village dengan segala ironinya terpampang dengan darah dan airmata. Di hadapan kita ! Di depan hidung kita !
Parade kesedihan berbaris dari Afghan, Afrika, Iraq, Pattani, Palestina, Thailand Selatan, hingga Indonesia. Dari darah yang mengalir karena peluru-peluru yang serakah minyak bumi, sampai busung lapar akibat kaum komprador yang berselingkuh dengan kapitalisme. Sementara itu terorisme menjadi alat para “maling” yang teriak maling.
Demokrasi, sebagaimana gereja dan komunis pada zaman kekuasaannya, dipaksakan dengan peluru dan doktrinasi ke seluruh dunia. Tak ketinggalan drama komedi NPT (Non Proliferation Treaty), drama yang sangat tidak lucu bagi Iran, tapi berkenan bagi India.
GLOBALISASI. Begitu mereka atau kita terpaksa menyebutnya. Kekuatan yang selama ini senantiasa mengaku sebagai satu-satunya sistem yang paling sempurna dan bisa membuat masyarakat dunia sejahtera. Tapi, Survey Sosial-Ekonomi Dunia melaporkan 64,72 % masyarakat dunia angka ini tidak pernah berubah sejak 3 dekade lalu !-- berada di dalam kemiskinan akibat penindasan mesin-mesin ekonomi dan politik globalisasi !
Pergolakan sosial dan keterpurukan ekonomi di Asia dan Amerika Latin yang terus berlangsung hingga kini: JUSTRU KETIKA DALAM KERJASAMA DENGAN WORLD BANK, IMF dan SEKUTU GLOBALISASINYA !
Mayoritas negara-negara miskin tidak mampu bersaing dengan negara-negara kapitalis-neoliberalis dan terjebak pada utang luar negeri yang menggunung ! Produk (barang dan jasa) globalisasi dengan begitu BEBAS masuk ke negeri ini, SEMENTARA produk-produk lokal buatan Pak Jawen, Bu Karto, Nengah Maharta, Teteh Juju, Uda Umar, dan para Ummat Proletar Indonesia TAK PERNAH MERDEKA, bahkan di negerinya sendiri !
INIKAH GLOBALISASI ?! INIKAH KEUNGGULAN KOMPARATIF ?!
DAPATKAH SEMUA INI DISEBUT PERSAINGAN YANG BEBAS ?!
Mereka jelas-jelas membuat DIKOTOMI BARU di atas tulang-tulang yang berserakan dari Afrika hingga Papua !; justru dengan jargon menghilangkan dikotomi !
Ketika Amerika membawa senapan mesin, sementara negara miskin dengan ketapel ! Ketika WEF hanya untuk kepentingan negara-negara kaya, sementara negara miskin dibuat semakin miskin ! Menstimulasi [baca: menekan] negara komprador seperti Indonesia, menaikkan harga BBM dan tarif agar sesuai harga pasar dunia, padahal mayoritas income masyarakat jauh di bawah penghasilan standar masyarakat dunia !
Camkanlah Sahabat…!!! Keserakahan yang selalu bergandengan tangan dengan ketidakadilan menantang kita kaum muda Muslim. No Compromise terhadap ketidakadilan yang berbuah penindasan, sebagaimana Rasulullah SAW dahulu, adalah wajib !!!
Billahi Hayaatuna Wallahu Fii Hayati 'I-Mustadz'afin
Jumat, 31 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar