Tidak syak lagi, disetiap tempat pasti ada pertarungan. Antara cahaya dan kegelapan. Antara Al Haq dan Al Bathil “Bainal haq wal bathil”. Antara Tiran dan Mustad`afun. Sebuah keniscayaan dalam hidup. Dan inilah dinamika hidup, yang karenanya kehidupan disebut sebagai “kehidupan”. Dinamis, dimana ada kemenangan dan kekalahan, ada kejayaan dan keterpurukan. Konsekuensi logis dari roda kehidupan.
Santer isu terorisme oleh Sang Adidaya tak terelakkan bagi setiap rival ideologI-nya. Dengan atau tanpa apologi, umat Islam tetap akan diperangi. Karena ini adalah janji. Pertempuran eksistensi bukanlah ilusi. Alloh telah menjelaskan melalui Kitab Suci, bahwa ini adalah pasti.
Karenanya “revolusi” adalah sebuah urgensi, bagi mereka yang rindu akan kemenangan sejati, bagi mereka yang memperjuangkan kebenaran hakiki. Sebuah kata – revolusi – harus digaungkan mulai saat ini. Tentunya kita sepakat, “peperangan harus diakhiri, bukan dengan kata KALAH atau MENYERAH” ini bukan puisi tapi filosofi.
Apa yang sedang terjadi wajib menjadi perhatian kita. Bahkan konsentrasi ultra (jika memang ada) untuk masalah ini. Jika kita lalai, Alloh akan mengganti kita dengan umat yang lain “yang Alloh ridlo tehadap mereka dan mereka pun ridlo terhadap-Nya”. Karnanya, saat ini kita wajib menempatkan “revolusi” sebagai urgensi.
Sebelum itu, mari kita rapatkan shaf-shaf kita yang telah tercerai-berai. Mari kita satukan semua dalam Jama`ah Islamiyah dan menghancurkan Ash Shobiyah. Mari bicara : tentang persatuan dan perjuangan. Tetapkan orientasi dan gemakan revolusi!
Sebelum ini kita bagai buih dihamparan samudera. Banyak yang meneriakkan perjuangan, tapi lupa akan persatuan. Banyak pula yang menyeru persatuan, tapi lupa akan perjuangan. Sekarang mari bicara tentang keduanya “Perjuangan dan Persatuan”, mari bicara urgensi juga orientasi, mari bicara realita juga idealita.
Persatuan, Pertigaan sampai Perempatan. Dua yang terakhir sering kita lewati. Karnanya mari akhiri. Mari menuju persatuan. Mari persaudarakan muhajirin dan ansor. Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, Jama`ah Tablig, Salafi, front Pembela Islam, Majelis Mujahidin, Darul Islam mari menuju persaudaraan. Ini memang hanya seruan, tapi kelak akan menjadi kenyataan. Mari melebur dalam JAMA`AH “revolusi” ISLAM.
Dimana ada kegelapan, maka akan ada cahaya yang menyinarinya. Dimana ada kekufuran, maka akan ada keimanan yang menyelamatkannya. Dimana ada kejahilan, maka akan ada islam yang membebaskan. Dan dimana ada penindasan, kekacauan, dan ketidakteraturan, maka akan ada revolusi. [MR-next revolt]
Jumat, 31 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar