Lapisan-lapisan sistem sebab akibat:
1: Ikhtiar atau perbuatan lahir menjadi sebab akibat
2: Bisikan syaitan menjadi sebab akibat
3: Perbuatan makhluk halus menjadi sebab akibat
4: Perbuatan dosa menjadi sebab akibat
5: Ilham malaikat menjadi sebab akibat
6: Tindakan malaikat menjadi sebab akibat
7: Doa menjadi sebab akibat
8: Amanah Allah s.w.t menjadi sebab akibat
9: Zikir menjadi sebab akibat
10: Ketentuan azali menjadi sebab akibat
Semua sebab akibat di atas menjadi nyata apabila sebab akibat yang pertama berlaku. Berbagai macam tenaga sebab akibat berkumpul di dalam sebab akibat yang pertama itu. Tujuan dari sebab akibat yang pertama hingga ke sembilan adalah untuk menyatakan sebab akibat yang kesepuluh, yaitu ketentuan yang azali. Manusia pada umumnya memandang sebab akibat yang pertama secara terpisah tanpa dikaitkan dengan yang lain-lain. Banyak yang berfikir jika ikhtiar tidak mengeluarkan akibat yang sesuai dengan sebab yang diadakan maka seseorang itu kemudian mengatakan hal demikian adalah nasib atau takdir, yaitu sebab akibat yang kesepuluh. Manusia kadang hanya memperhatikan ikhtiar yang zahir. Bila bidang ikhtiar yang zahir telah gagal maka mereka kemudian mengatakan ikhtiar sudah habis. Jika kita tilik kepada susunan sebab akibat di atas, maka bisa kita lihat bahwa ikhtiar belum habis, hanya pada sebab akibat yang kesepuluh tidak ada ikhtiar.
Kita bisa memilih untuk menuruti bisikan syaitan ataupun tidak. Begitu juga dengan ilham yang sampai kepada kita. Kita dapat mengelakkan diri dari berbuat dosa dan juga dapat bertaubat untuk keluar dari arus sebab akibat yang menjadi hukuman kepada dosa. Kita juga dapat berdoa untuk mendapatkan sebab akibat yang baik. Kita juga dapat memilih untuk berjanji dan bersumpah atau tidak ataupun menunaikannya ataupun tidak. Kita juga dapat memilih untuk berzikir. Hanya apabila sampai kepada sumber sebab akibat yaitu ketentuan pada azali barulah tidak ada ikhtiar memilih, barulah dinamakan takdir. Dalam hal ketentuan pada azali ini tidak ada makhluk baik manusia, jin atau malaikat yang berkuasa campur tangan. Ketentuan pada azali menjadi kuasa yang menguasai semua sistem sebab akibat. Ini bermakna sekalipun kita boleh berikhtiar dan memilih namun, ikhtiar dan pilihan kita tetap tunduk berada dalam ketentuan azali. Bila dipandang dari aspek ini maka dapat juga dikatakan bahwa ikhtiar dan pilihan itu sendiri merupakan nasib atau takdir yang sudah ditentukan pada azali.
Jumat, 31 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
http://rizkythehack.blogspot.com/
BalasHapushttp://rizkythehack.blogspot.com/
http://rizkythehack.blogspot.com/http://rizkythehack.blogspot.com/
http://rizkythehack.blogspot.com/http://rizkythehack.blogspot.com/
http://rizkythehack.blogspot.com/
http://rizkythehack.blogspot.com/