Kita adalah ummat akhir zaman, ummat Nabi Muhammad SAW. Rata-rata umur ummat Nabi Muhammad SAW hidup di dunia ini hanya mencapai kurang lebih 60 s.d 70 tahun. Nabi Muhammad SAW pun ketika meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya pada usia 63 tahun. Kalaupun ada ummatnya yang mencapai umur sampai 70 tahun bahkan 80 tahun jumlahnya sangat sedikit sekali, apalagi yang sampai umur 100 tahun, mungkin dapat kita hitung dengan jari.
Rasulullah SAW pernah bersabda tentang umur ummatnya selama di dunia ini dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Huraiarah Ra.: “Umur ummatku adalah antara 60 hingga 70 tahun. Sedikit dari mereka yang melebihi itu.” (HR. At-Tirmidzi).
Kalaulah sekarang kita berumur 32 tahun, berarti umur kita yang tersisa tinggal 28 tahun lagi di dunia ini, jika memang Allah SWT menakdirkan kita hidup didunia ini selama 60 tahun. Kita semua tidaklah tahu akan hal itu, bisa jadi besok adalah ajal kita bahkan mungkin juga hari ini. Allahu a’lam…
Anggaplah kita memang akan mencapai 60 tahun hidup di dunia ini, pertanyaannya adalah apakah waktu yang tersisa itu dapat kita manfaatkan untuk menutupi kesalahan, kelalaian dan segala macam dosa yang terlakukan selama 32 tahun berlalu? Menutupinya dengan ibadah-ibadah yang akan kita lakukan selama sisa waktu jatah hidup kita di dunia ini, atau dalam sisa waktu itu kita malah membuat dosa itu semakin bertambah banyak.
Oleh karennya cukuplah rahasia umur yang Allah SWT tentukan kepada kita menjadi sebuah motivasi bagi kita untuk senantiasa beribadah kepada-Nya, meluangkan waktu untuk dekat kepada-Nya. Jangan kita menunda-nunda untuk taubat kepada-Nya, beristighfarlah atas dosa yang terlakukan. Karena kita tidak tahu berapa lama umur kita untuk merasakan nikmat hidup di dunia yang fana ini.
Mulailah untuk berbekal untuk perjalanan kita yang amat sangat jauh. Perjalanan yang tak kan pernah kita kembali lagi ke dunia ini. Perjalanan itu adalah perjalanan akhirat yang kita semua pasti akan mengalaminya. Dan perjalanan akhirat itu kita harus melalui satu pintu yang tidak ada pintu selainnya untuk menuju kesana. Pintu itu adalah kematian.
Tinggal ketentuan Allah SWT atas diri kita, kapan kita akan melalui pintu kematian itu, yang diawali dari sebuah episode sakaratul maut. Setelah itu kita akan merasakan dunia baru yaitu alam kubur, kita akan berada di dalamnya sepanjang umur dunia menemui waktunya, sampai ditiupkannya sangkakala pertanda dunia telah kiamat. Sungguh didalamnya ada nikmat dan juga adzab. Nikmat bagi mereka yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah ketika di dunia, dan adzab bagi mereka yang senantiasa berbuat dosa ketika di dunia.
Setelah tiupan sangkakala itu, ditiupkan kembali sangkakala yang kedua kalinya. Tiupan sangkakala yang kedua itu tanda dibangkitkannya kita dari alam kubur dan dikumpulkan di Yaumul Mahsyar dimana matahari berada dekat sekali dengan kita. Di Yaumul Mahsyar ini dalam sehari berbanding 50.000 tahun ketika di dunia, sungguh waktu yang amat sangat panjang sekali. Dan hanya orang-orang yang beriman dan bertaqwa yang akan merasakan kemudahan dari kesusahan dan penderitaan pada waktu itu.
Berlanjut setelah itu kita juga akan melalui Yaumul Hisab, hari perhitungan semua amal yang telah kita perbuat selama hidup didunia, dan ditentukannya apakah kita akan menjadi ahli syurga atau ahli neraka. Tentunya menjadi ahli syurga adalah keinginan kita. Sebuah keinginan yang kita harus berusaha untuk meraihnya. Dan usaha untuk meraihnya itu hanya bisa kita lakukan ketika di dunia ini, selagi udara masih bisa kita hirup, selagi nikmat hidup masih bisa kita rasakan.
Sebelum pintu itu kita lalui, pintu kematian yang pasti kita lewati, banyak-banyaklah beristighfar kepada Allah SWT. Tidak ada kata terlambat untuk berataubat kembali ke jalan-Nya. Karena ketahuilah sesungguhnya Allah SWT Maha Penerima Taubat.
“...Sesungguhnya Allah-lah Yang maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Qs. At-Taubah:118)
Semoga kita adalah diantara hamba yang akan mendapatkan nikmat ketika di alam kubur, hamba yang mendapat naungan pertolongan-Nya ketika di Yaumul Mahsyar, dan dimudahkan dalam perhitungan di Yaumul Hisab, tentunya karena kita senantiasa mencoba mengumpulkan bekal kebaikan ketika di dunia ini, untuk sebuah perjalanan akhirat yang amat sangat jauh itu. Amiin...
Wallahu a’lam bishshawab
Sabtu, 01 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar