TAUSHIYAH

TAUSHIYAH – JAUHI BID’AH RITUAL (Doa, Dzikir, dll) Akhir Tahun.
I. Ibadah dalam Islam bersifat Tauqifiyah (harus sesuai syariat tidak boleh ada kreatifitas manusia) QS 6:106, dan QS 7 : 203.

II. Syarat Ibadah :

A. Ikhlas karena Allah, QS 13:36, 39:2-3, 98:5, HR. Bukhari 54, Muslim 1907.

B. Ittiba’ (mengikuti yang dicontohkan Nabi) QS 33:21, 3:31, 59:7, 33:36, 4:80, HR. Bukhari 2550, 1718. Ittiba kepada Nabi dalam Ibadah menyangkut 6 hal :

a. SEBAB. Suatu ibadah telah ditentukan SEBABNYA oleh syariat, tidak boleh kita yang tentukan. Nabi tidak menentukan akhir tahun Masehi atau Hijriyyah sebagai SEBAB UNTUK MENGADAKAN RITUAL TERTENTU.

b. WAKTU. Ketetapan waktu2 Ibadah harus ditentukan Nabi : SHALAT QS 4:103, 17:78, 11:114, 2: 238. PUASA QS 2:183-187. HAJI QS 2:189, 197, DZIKIR : IDUL FITRI 1 Syawwal QS 2:185, IDUL ADHA QS 2:200, 203, DZIKIR SHALAT QS 40:55, 50:39-40. Nabi tidak menetapkan 31 Desember atau 1 Januari sebagai Waktu Ibadah dalam Islam.

c. JENIS-JENIS IBADAH. Tiap2 Ibadah mempunyai tidak boleh diqiyas. Misalnya : Qurban harus dengan kambing, unta atau sapi. Aqiqah harus dengan kambing tidak boleh dengan yang lainnya. Shalat fardhu utama dengan Jemaah, bukan shalat sunnah kecuali yang disyariatkan berjamaah : Tarawih, Istiqa, Khusuf, maka selain itu tidak boleh apalagi DZIKIR JAMAAH.

d. QADAR (JUMLAH). Jumlah bilangan dalam ibadah telah ditentukan : Jumlah Rakaat shalat jangan ditambah. Baik wajib atau sunnah. Jumlah bilangan dzikir ada yang dibatasi seperti ba’da shalat. Maka dzikir yang tidak disebut jumlah oleh Nabi jangan dibatasi apalagi dipatok pahalanya dan khususkan waktunya seperti 31 Desember.

e. TEMPAT.

f. KAIFIYAT (TATA CARA). Ibadah yang menentukan Caranya adalah Rasulullah. Shalat atau Dzikir. Maka :

1. Berdzikir dengan mengeraskan suara adalah Bid’ah. QS 7:55 & 205. Bukhari 2550, Muslim 1718.
(Jakarta 3 Muharram 1430/31 Desember 2008 – SBY QIBAS). Teruskan.
Ini salah satu sms dari ustadz Salim bin Yahya Qibas.