Jalan menuju Tuhan, sungguh menakutkan. Penuh dengan salju dan halangan. Muhammad saw lah
orang pertama yang menerobosnya, dengan mengendarai kuda dan membuka jalan.Bagi siapa yang
ingin menyeberang, melalui jalan terbentang; dengan bimbingan dan salam. Karena dialah
orang pertama yang membuka jalan, dia berikan arah dan kemestian:"Jangan lewati jalan ini,
yang itu juga demikian. jika kau lewati jalan itu, kau akan binasa, seperti kaum Ad dan
Tsamud. Tetapi jika jalan ini yang kau lewati, keselamatan yang kau dapatkan., seperti
mereka yang beriman. Al Quran telah menerangkan :Di dalamnya terdapat tanda2 yang nyata
(QS. 3:07), yakni : "Di jalan itulah Kami telah berikan petunjuk arah."....Maka ketahuilah
Muhammad Saw adalah petunjuk. Tuhan berfirman, "Tidak akan sampai kepada Kami, hingga seseorang lebih dahulu datang kepada Muhammad." Seperti ketika kau berniat pergi kesuatu tempat, akal menunjukkan jalan dengan mengatakan "Kau hendaknya menuju tempat itu, disitulah kau akan temukan apa yang kau dambakan." Lalu mata menuntunmu, dan seluruh anggota badan kau gerakkan. Itulah tingkatan2 antara mata, anggota badan dan akal; anggota badan tak mengetahui apa pun juga tentang mata, dan mata sedikitpun tak mengenal akal....
Sekelompok pendeta mengeluh di hadapan seorang tokoh besar tempat mereka menautkan
keyakinan: "Kami telah banyak menjalani penderitaan dan kesusahan dibanding para pengikut
Nabi Muhammad, dan kami juga menjauhkan diri dari hasrat2 nafs. Tetapi mengapa kami tidak
menerima karunia2 seperti yang mereka terima. Mengapa?" maka dijawabnya : "Pengetahuan
tentang Tuhan, askestisme, kependetaan dan menjauhkan diri dari dunia, dan seterusnya,
adalah warisan dan dibawah petunjuk para nabi. Karenanya, tanpa petunjuk mereka , tiada
seorang pun dapat meraih pengetahuan yang sesungguhnya tentang Tuhan dan menemukan jalan
menuju pada-Nya. kembalilah pada (petunjuk) mereka, dan kau akan diberkati oleh mereka."
Mereka berkata :"kami mengakui dan menghaturkan salam kepada para nabi terdahulu."
Dia kembali berkata :"Karena mereka satu jiwa, menolak salah satunya berarti menolak mereka
semuanya...Mereka adalah 'satu cahaya' yang berasal dari matahari yang sama, yang
memancarkan sinarnya ke dalam jendela2 rumah jasad mereka. karena kalian telah menentang
dan menolak salah satu dari cahaya-cahaya itu di dalam rumah kehidupan ini, maka
terbuktilah hakikat jelek kalian, dan kalian termasuk golongan orang2 yang menolak
kebenaran.. Jika seseorang berkata , 'Aku mengakui matahari kemarin hari dan tidak
menolaknya. Tetapi aku menolak matahari hari ini,' maka hendaklah katakan padanya, matahari
kemarin dan hari ini tidak dua, satu. Tetapi matahari yang kemarin kini telah jauh untuk
dapat mengujimu. Hal itu, sebagaimana seekor ular yang berasal dari sebuah selokan berkata,
'Aku tidak mengenal air ini,' maka katakan padanya,"ini adalah air yang sama. Tetapi air
yang kau anggap 'lain' tidak dapat menguji keadaanmu sekarang." [jalaluddin Rumi]
Selasa, 21 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar